PROGRAM SUPERVISI 2020

 

KATA PENGANTAR

 

Sekolah merupakan sebuah sistem yang terdiri siswa, guru, unsur pimpinan, karyawan, orang tua siswa/ komite sekolah, instansi terkait lainnya.

Disituasi pandemic covid-19 SMP PGRI Kadungora tetap memperhatikan keberlangsungan kegiatan belajar mengajar dan pelayanan lainnya. SMP PGRI Kadungora memiliki visi dan misi yang jelas. Pencapaian visi, misi, dan tujuan sekolah tidak begitu saja dapat diwujudkan tanpa adanya program sistematis dan lengkap yang meliputi perencanaan, proses serta evaluasi sehingga kegagalan pencapaian visi, misi, dan tujuan sekolah dapat diminimalisasikan.

Salah satu faktor penting dalam rangkaian upaya pencapaian visi, misi, dan tujuan sekolah tersebut adalah perlu disusunnya sebuah Program Supervisi. Mengingat akan pentingya kegiatan supervisi terhadap proses kehidupan sistem sekolah, dengan ini penulis mencoba untuk menyusun Program Supervisi SMP PGRI Kadungora Tahun Pelajaran 2020/2021.  Program Supervisi ini tentu saja masih terlalu jauh dari sempurna mengingat keterbatasan berbagai aspek dari penyusun. Namun demikian harapan tetap mengedepan, kiranya program supervisi ini dapat membantu – meski hanya sedikit – upaya pencapaian visi, misi, dan tujuan SMP PGRI Kadungora khusunya Tahun Pelajaran 2020/2021.

Amin.                                                             

 

 

                                                                              Kadungora, Oktober 2020

Mengetahui

Kepala Sekolah,                                                         Penyusun

 

 

 

 

 

TETI KURNIATI, S.Pd                                     ALIT SUNARDI, M.Pd                           

 

 

 

BAB I

PENDAHULUAN


               Pendidikan pada masa desentralisasi berbeda dengan sentralisasi. Pada masa sentralisasi segala sesuatu seperti; bangunan sekolah ,kurikulum, jumlah murid, buku pelajaran, cara mengajar dan sebagainya ditetapkan dan diselenggarakan oleh pemerintah secara sentral. Kewajiban kepala sekolah dan guru-guru sebagian besar hanyalah menjalankan apa yang telah ditetapkan dan diinstruksikan.

               Dengan adanya desentralisasi menjadi lain; pada penyelenggaraan pendidikan masyarakat diikutsertakan dan turut serta dalam usaha-usaha pendidikan. Tanggung jawab kepala sekolah dan guru semakin banyak dan luas. Dahulu, kepala sekolah telah dianggap baik dan cakap kalau sekolahnya dapat berjalan dengan teratur tanpa menghiraukan kepentingan dan berhubungan dengan masyarakat sekitarnya,tetapi penilaian sekarang lebih dari itu.

              Tugas kepala sekolah sekarang mengatur jalannya sekolah dan dapat bekerjasama dan berhubungan erat dengan masyarakat. Kepala sekolah wajib membangkitkan semangat staf guru-guru dan pegawai sekolah untuk bekerja dengan baik,membangun visi dan misi, kesejahteraan, hubungan dengan pegawai sekolah dan murid, mengembangkan kurikulum.

               Salah satu tugas kepala sekolah adalah sebagai pembina dan pembimbing guru agar bekerja dengan betul dalam proses pembelajaran siswanya. Supervisi pembelajaran mempunyai tiga prinsip yaitu:(a) supervisi pembelajaran langsung mempengaruhi dan mengembangkan perilaku guru dalam mengelola proses belajar mengajar;(b) perilaku supervisor dalam membantu guru mengembangkan kemampuannya harus didesain dengan jelas;(c) tujuan supervisi pembelajaran adalah guru makin mampu menjadi fasilitator dalam belajar bagi siswanya

                                                  
A. Definisi Supervisi


            Menurut keputusan Menteri pendidikan dan kebudayaan nomor 0134/0/1977, termasuk kategori supervisor dalam pendidikan adalah kepala sekolah, penilik sekolah, dan para pengawas ditingkat kabupaten/kotamadya, serta staf di kantor bidang yang ada di tiap provinsi.

Salah satu tugas pengawas dengan perincian sebagai berikut:
”Mengendalikan pelaksanaan kurikulum meliputi isi, metode penyajian, penggunaan alat perlengkapan dan penilaian agar sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundangan yang berlaku.”
                 Pada rambu-rambu penilaian kinerja kepala sekolah ,
Dirjen Dikdasmen Tahun 2000 sebagai berikut:
1) Kemampuan menyusun program supervisi pendidikan
2) Kemampuan melaksanakan program supervisi pendidikan
3) Kemampuan memanfaatkan hasil supervisi

                 Pada dasarnya tugas pokok kepala sekolah adalah menilai dan membina penyelenggaraan pembelajaran di sekolah. Dengan kata lain salah satu tugas kepala sekolah sebagai pembinaan yang dilakukan memberikan arahan, bimbingan, contoh dalam proses pembelajaran di sekolah. Berarti bahwa kepala sekolah merupakan supervisor yang bertugas melaksanakan supervisi pembelajaran.

                Willes (1975), mengatakan di atas bertujuan untuk memelihara atau mengadakan perubahan operasional sekolah, dengan cara mempengaruhi tenaga pengajar secara langsung demi mempertinggi kegiatan belajar siswa. Supervisi hanya berhubungan langsung dengan guru, tetapi berkaitan dengan siswa dalam proses belajar.
Ross L.
(1980), mendefinisikan bahwa supervisi adalah pelayanan kepada guru-guru yang bertujuan menghasilkan perbaikan pengajaran, pembelajaran dan kurikulum.
Purwanto (1987), supervisi ialah suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai sekolah dalam melakukan pekerjaan secara efektif.

                   Sesuai dengan rumusan di atas maka kegiatan yang dapat disimpulkan dalam supervisi pembelajaran sebagai berikut:

1). Membangkitkan dan merangsang semangat guru-guru menjalankan

      tugasnya terutama dalam pembelajaran.

2). Mengembangkan kegiatan belajar mengajar.

3). Upaya pembinaan dalam pembelajaran.

 

B. Prinsip Supervisi

 

1) Supervisi harus konstruktif.

2) Supervisi harus menolong guru agar senantiasa tumbuh sendiri tidak  

     tergantung pada kepala sekolah. .

3) Supervisi harus realistis.

4) Supervisi tidak usah muluk-muluk dan didasarkan pada kenyataan yang     

     sebenarnya pada guru-guru.

5) Supervisi harus demokrat.

6) Hakikat pengembangan mutu sekolah adalah usaha bersama berdasarkan  

     musyawarah.

7) Supervisi harus obyektif.

8) Kegiatan tidak boleh diwarnai oleh prasangka kepala sekolah, diperlukan   

     data konkret  tentang keadaan sebenarnya dan kepala sekolah juga harus    

     mengakui keterbatasannya.


C. Jenis-Jenis Supervisi


     Beberapa jenis supervisi antara lain observasi kelas, saling kunjung, demonstrasi  mengajar, supervisi klinis, kaji tindak (action research).

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB II

PELAKSANAAN SUPERVISI PEMBELAJARAN


A. Observasi Kelas


      Observasi kelas merupakan salah satu cara paling baik memberikan supervisi pembelajaran karena dapat melihat kegiatan guru, murid dan masalah yang timbul.


1. Perencanaan
            Kepala sekolah merencanakan dalam menyusun program dalam satu semester atau tahunan. Program tidak terlalu kaku, tergantung dari jumlah guru yang perlu di observasi. Ada tiga macam observasi yaitu dengan pemberitahuan, tanpa pemberitahuan, dan atas undangan.


2. Mekanisme Observasi


a. Persiapan yang diperhatikan:
    1) Guru diberi tahu kepala sekolah bahwa kepala sekolah akan mengadakan  

         observasi .
     2) Kesepakatan kepala sekolah dan guru tolak ukur tentang apa yang

           diobservasi.

b. Sikap observer di dalam kelas
1) Memberi salam kepada guru yang mengajar.
2) Tidak boleh menegur kesalahan guru.
3) Mencatat setiap kegiatan.
4) Bila ada memakai alat elektronika
5) Mempersiapakan isian berupa check list.


c. Membicarakan hasil observasi

 

 


Hasil yang dicatat dibicarakan dengan guru, ada beberapa hal yang perlu dikemukakan:


1). Kepala sekolah mempersiapkan( bisa bertanya pada nara sumber atau  

perpustakaan).
2). Waktu percakapan.
3). Tempat percakapan.
4). Sikap ramah simpatik tidak memborong percakapan.
5). Percakapan hendaknya tidak keluar dari data observasi.
6). Guru diberi kesempatan dialog dan mengeluarkan pendapat.
7). Kelemahan guru hendaknya menjadi motivasi guru dalam
 

      memperbaiki kelemahan.
8). Saran untuk perbaikan diberikan yang mudah dan praktis.
9). Kesepakatan perbaikan disepakati bersama dengan menyenangkan.

d. Laporan percakapan
1). Hasil pembicaraan didokumenkan menurut masing-masing guru yang
    

            telah diobservasi.
 2). Isi dokumen dimulai dari tanggal, tujuan data yang diperoleh, catatan diskusi, pemecahan masalah dan saran-saran.

 

B. Saling Mengunjungi


Dalam kegiatan belajar mengajar sudah ada wadah dari kegiatan untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan kemampuan pembelajaran guru-guru antara lain: Untuk tingkat SMP adalah Musyawarah Guru Mata Pelajaran(MGMP).


C. Demonstrasi Mengajar


               Dalam kegiatan pembelajaran sangat sukar menentukan mana yang benar dalam praktek mengajar karena mengajar menurut Siswoyo(1997), sebagai seni dan filsuf. Menurut pendapat di atas mengajar dalam pekerjaan di sekolah bukan pekerjaan yang mudah, sehingga kepala sekolah dalam demonstrasi pembelajaran tidak perlu mengakui kelemahan dan perlu mencarikan ahli yang dapat memberikan gambaran tentang pembelajaran yang baik.


               Selain itu dapat juga menggunakan kamera yang sederhana dan hasilnya dapat dilihat dengan TV Multi media. Yang perlu dipersiapkan:
1. Guru yang mengajar harus memberikan persiapan.

2. Kepala sekolah dan guru melihat proses pembelajaran.

3. Guru-guru dan kepala sekolah memberikan komentar.

4. Hasil diskusi-diskusi tersebut untuk perbaikan mengajar guru ysng

    bersangkutan.


D. Supervisi Klinis


             Supervisi klinis termasuk bagian dari supervisi pengajaran. Perbedaannya dengan supervisi yang lain adalah prosedur pelaksanaannya ditekankan kepada mencari sebab-sebab atau kelemahan yang terjadi dalam proses pembelajaran dan kemudian langsung diusahan perbaikan kekurangan dan kelemahan tersebut.

Menurut Made Pidarta (1992), supervisi klinis diberlakukan bagi guru-guru yang sangat lemah dalam melaksanakan tugasnya. Untuk memperbaikinya tidak cukup dilakukan satu atau dua kali supervisi, melainkan dibutuhkan serentetan supervisi untuk memperbaiki satu persatu kelemahannya.

Pelaksanaan supervisi klinis menurut La Sulo (1987), mengemukakan ciri-ciri supervisi sebagai berikut:

1.      Bimbingan supervisor kepada guru bersifat bantuan, bukan perintah atau   instruksi

2.      Kesepakatan antara guru dan supervisor tentang apa yang dikaji dan jenis   ketrampilan yang paling penting (diskusi guru dengan supervisor).

3.      Instrumen dikembangkan dan disepakati bersama antara guru dengaN   

supervisor.

4.      Guru melakukan persiapan dengan aspek kelemahan-kelemahan yang akan   diperbaiki. Bila perlu berlatih di luar sekolah.

5.      Pelaksanaannya seperti dalam teknik observasi kelas.

6.      Balikan diberikan dengan segera dan bersifat obyektif.

7.      Guru hendaknya dapat menganalisa penampilannya.

8.      Supervisor lebih banyak bertanya dan mendengarkan daripada memerintah atau mengarahkan.

9.      Supervisor dan guru dalam keadaan suasana intim dan terbuka.

10.    Supervisi dapat digunakan untuk membentuk atau peningkatan dan perbaikan  ketrampilan pembelajaran.

 

E. Kaji Tindak


              Sebagaimana namanya, penelitian aksi atau action research, merupakan paduan antara aksi (tindakan, action) dan penelitian (research). Aksi yang sekaligus penelitian yang mengandung aksi. Jenis metode penelitian ini dapat dilaksanakan di sekolah untuk memecahkan permasalahan pendidikan antara lain bagaimana siswa rajin mengerjakan pekerjaan rumahnya.

              Fokus utama kaji tindak adalah mendorong para praktisi untuk meneliti dan terlibat dalam praktek penelitiannya sendiri. Hasil penelitiannya dipakai sendiri oleh peneliti dan orang lain yang membutuhkan.

              Kaji tindak bersifat partisipatif, karena melibatkan guru dalam penelitiannya sendiri dan kolaborator, karena kaji tindak melibatkan orang-orang lain sebagai bagian dari suatu penelitian dan hasilnya dapat dinikmati bersama. Sehingga peran kepala sekolah dapat mendorong guru-guru dalam memperbaiki pembelajaran.

  Menurut Sungkowo (2004), kaji tindak (action research) dapat digunakan untuk guru-guru dalam membantu pembelajaran dan menolong membantu dalam penulisan karya ilmiah.

            Pada umumnya pelaksanaan Kaji tindak ditujukan untuk :

1.      Meningkatkan kualitas, seperti kualitas pembelajaran, kualitas siswa,    

kualitas  kerjasama, kualitas bertanya.

2.      Meningkatkan efektivitas, seperti siswa memahami apa yang diterangkan guru, siswa malaksanakan tugas-tugas yang telah ditetapkan.

3. Meningkatkan efisiensi guru, seperti dapat memanfaatkan metode, stategi dan 

    penilaian pembelajaran.

       

Menurut Kemmi (1995), Kaji tindak dirumuskan dalam empat tahap yaitu: tahap perencanaan, tahap aksi atau pelaksanaan tindakan, tahap pengamatan, tahap evaluasi dan refleksi/umpan balik.

a. Tahap Perencanaan:


Yang dimaksud tahap perencanaan adalah penelitian rencana kegiatan yang akan dilakukan. Untuk dapat menyusun rencana tersebut, ada beberapa kegiatan yang harus dilalui:


1). Menemukan problem.
2). Rencana pertemuan selama satu semester (32 pertemuan).
3).
Kegiatan yang belum dilaksanakan sebelumnya.
4). Mengembangkan hipotesis.


Untuk menemukan dan merumuskan problem kegiatan yang perlu dilaksanakan, antara lain :

1). Meningkatkan kemampuan siswa bertanya.
2). Meningkatkan gemar membaca.
3). Meningkatkan nilai rapor dalam pembelajaran tertentu.
4).
Memanfaatkan buku-buku perpustakaan.

 


Kegiatan hipotesis dirumuskan antara lain :
1). Pokok bahasan yang akan dilakukan.
2). Rencana bagaimana aksi akan dilakukan ( urutan kegiatan, waktu pelaksanaan, bahan yang diperlukan).

 

Syarat Kolaborator dirumuskan antara lain :
1). Teman guru-guru (kalau bisa sejenis).
2). Yang sudah memiliki pengalaman mengajar.


b. Tahap Pelaksanaan
              Peneliti memulai melaksanakan apa yang direncanakan sebelumnya dan kolabulator yang duduk di bangku belakang mengamati dan mencatat dengan sikap netral.
Hasil catatan tersebut berupa catatan lapangan dan sebaiknya dengan dokumen tape recorder atau yang lainnya.


c. Tahap Refleksi
              Hasil dari diskusi bersama kolabulator untuk mengadakan refleksi tindakan-tindakan yang telah dilakukan guru tentang upaya kesungguhan guru atau kelemahan-kelemahan selama pelaksanaan tindakan akan dijadikan dasar dalam membuat perbaikan perencanaan siklus kedua. Kemungkinan siklus kedua muncul permasalahan yang harus dipecahkan. Permasalahan pertama diperbaiki bersama sehingga fokus penelitian akan bertambah


d. Laporan Penelitian
             Agar hasil penelitian dapat dimanfaatkan oleh pihak lain baik guru, pejabat pendidikan dan yang lain, maka hasil penelitian harus dikomunikasikan lewat pelaporan. Laporan hasil penelitian kaji tindak terdiri dari :

1). Gagasan umum.
2). Perumusan masalah.
3). Perencanaan penelitian kaji tindak
4). Pelaksanaan penelitian kaji tindak.
5).
Monitoring.
6). Evaluasi dan refleksi.
7). Saran dan rekomendasi.

                                                             

 

 

 

 

BAB III

PERANGKAT DAN JADWAL SUPERVISI


A. Perangkat Supervisi
                 Salah satu perangkat yang digunakan dalam melaksanakan supervisi ialah instrumen observasi pembelajaran/check list terutama untuk supervisi kelas, supervisi klinis, dengan demikian diharapkan indikator yang diamati untuk setiap unsur yang diamati, antara lain :


a. Persiapan dan apersepsi.
b. Relevansi materi dengan tujuan instruksional.
c. Penguasaan materi.
d. Strategi.
e. Metode.
f. Manajemen kelas.
g. Pemberian motivasi kepada siswa.
h. Nada dan suara.
i. Penggunaan bahasa.
j. Gaya dan sikap perilaku.
(Jadwal Terlampir)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Instrumen Supervisi dan Rubrik Instrumen Supervisi

 

1. Supervisi Administrasi Guru

 

Nama Sekolah   :

Nama  Guru                  :

Kelas                              :

Mapel                            :

 

No

Fokus Pengamatan

Keterangan

1

2

3

4

Tdk Ada

1

Kalender Pendidikan

 

 

 

 

 

2

Program Tahunan

 

 

 

 

 

3

Program Semester

 

 

 

 

 

4

Silabus

 

 

 

 

 

5

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

 

 

 

 

 

6

Jadwal Tatap Muka

 

 

 

 

 

7

Agenda Harian

 

 

 

 

 

8

Daftar Nilai (Sikap, Pengetahuan, dan Keterampilan)

 

 

 

 

 

9

Kriteria Ketuntasan Minimal

 

 

 

 

 

10

Absensi Siswa

 

 

 

 

 

11

Buku Pegangan Guru

 

 

 

 

 

12

Buku Teks Siswa

 

 

 

 

 

 

NILAI

 

 

 

 

 

 

N= Jumlah Skor x 100 dibagi skor maksimal

BAB IV

PENUTUP

 

Program Supervisi disusun sebagai alat kontrol pelaksanaan program-pragram sekolah yang lain yaitu sebagai pengingat dan sekaligus pengarah roda pengeloalaan administrasi di dalam sekolah.

Dengan pelaksanaan supervisi dalam segala aspek dan sektor niscaya kendala dan hambatan dalam pengelolaan sekolah terutama yang berkaitan langsung maupun tidak dengan peserta didik akan dapat tertangani secara baik dan lancar.

Program supervisi ini disusun sebagai acuan minimal dalam pelaksanaan administrasi di sekolah yang menyangkut beberapa faktor inti kehidupan sekolah.

Kiranya dengan pelaksanaan program supervisi ini dapat  diharapkan ketertiban dan semangat belajar siswa serta etos kerja guru/karyawan semakin meningkat. Amin.

BISA DI DOWNLOAD DI https://drive.google.com/file/d/1XsoVyXuXFN4pdE8UV_Ke-3Qsw17J-0oB/view?usp=sharing

Comments

Popular posts from this blog

SOAL DAN JAWABAN TES SKOLASTIK PENALARAN PPPK GURU 2021 PAKET 1

CONTOH PROGRAM KERJA UJIAN SEKOLAH

ASESMEN DIAGNOSTIK